Menparekraf Sandiaga Uno Soroti Stigma Usia Produktif Kerja, Terpatok Angka 27 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stigma usia produktif di dunia kerja kembali menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Persoalan ini bermula dari banyaknya perusahaan yang membatasi usia para calon pekerja ketika hendak melamar.
Hasil penelusuran MNC Portal Indonesia, kebanyakan perusahaan menetapkan usia 27 tahun sebagai usia maksimal dalam melamar suatu posisi pekerjaan. Kebijakan tersebut memunculkan sebuah stigma yang akhirnya berkembang luas di tengah masyarakat dan seringkali dialami kaum perempuan.
Banyak perempuan kesulitan mencari pekerjaan karena terkendala usia. Apalagi, mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Kondisi ini rupanya mendapat perhatian khusus dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
"Harusnya ya, tidak ada usia khusus bahwa seseorang tidak lagi produktif bekerja. Selama mereka masih bisa memberikan performance terbaik dalam pekerjaannya, berarti mereka masih mampu," ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat menjadi pembicara di MNC Forum LXXII (72) Tentang Kebangsaan, Kamis (5/10/20230).
Menparekraf Sandiaga Uno menambahkan, demografi usia produktif pekerja di Indonesia pun harus diubah. Ini berkaitan dengan gaya hidup masyarakat yang semakin sehat.
"Semakin sehat, semakin panjang pula usianya. Seperti Pak Hary Tanoesoedibjo, rajin berolahraga dan makanannya sangat dijaga dan akhirnya tetap produktif, meski sudah melebihi usia retirement (60 tahun)," ungkap Sandiaga Uno.
"Selain Pak Hary, ada juga bos saya namanya Luhut Binsar Pandjaitan. Umurnya sekarang sudah 76 tahun, tapi dia bisa telepon saya untuk urusan pekerjaan di jam 11 malam, bahkan pernah jam lima pagi," ujarnya lagi.
Menparekraf Sandiaga Uno pun tidak menampik, persoalan usia produktif ini bila terus didiamkan justru dapat berdampak terhadap regulasi, financial, bahkan kesehatan.
Maka dari itu, menjelang momentum generasi emas pada 2045, dia berharap ada tidak ada lagi stigma usia produktif bagi para pekerja di Indonesia.
"Jadi be productive till the end. Namun mungkin sebelumnya juga harus didukung dengan akses pendidikan dan juga kesehatan yang merata," tuturnya.
Lihat Juga: Pj Gubernur Jatim Ikut Partisipasi Rekor MURI dan Launching Kuliner Halal serta E-commerce
Hasil penelusuran MNC Portal Indonesia, kebanyakan perusahaan menetapkan usia 27 tahun sebagai usia maksimal dalam melamar suatu posisi pekerjaan. Kebijakan tersebut memunculkan sebuah stigma yang akhirnya berkembang luas di tengah masyarakat dan seringkali dialami kaum perempuan.
Banyak perempuan kesulitan mencari pekerjaan karena terkendala usia. Apalagi, mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Kondisi ini rupanya mendapat perhatian khusus dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
"Harusnya ya, tidak ada usia khusus bahwa seseorang tidak lagi produktif bekerja. Selama mereka masih bisa memberikan performance terbaik dalam pekerjaannya, berarti mereka masih mampu," ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat menjadi pembicara di MNC Forum LXXII (72) Tentang Kebangsaan, Kamis (5/10/20230).
Menparekraf Sandiaga Uno menambahkan, demografi usia produktif pekerja di Indonesia pun harus diubah. Ini berkaitan dengan gaya hidup masyarakat yang semakin sehat.
"Semakin sehat, semakin panjang pula usianya. Seperti Pak Hary Tanoesoedibjo, rajin berolahraga dan makanannya sangat dijaga dan akhirnya tetap produktif, meski sudah melebihi usia retirement (60 tahun)," ungkap Sandiaga Uno.
"Selain Pak Hary, ada juga bos saya namanya Luhut Binsar Pandjaitan. Umurnya sekarang sudah 76 tahun, tapi dia bisa telepon saya untuk urusan pekerjaan di jam 11 malam, bahkan pernah jam lima pagi," ujarnya lagi.
Menparekraf Sandiaga Uno pun tidak menampik, persoalan usia produktif ini bila terus didiamkan justru dapat berdampak terhadap regulasi, financial, bahkan kesehatan.
Maka dari itu, menjelang momentum generasi emas pada 2045, dia berharap ada tidak ada lagi stigma usia produktif bagi para pekerja di Indonesia.
"Jadi be productive till the end. Namun mungkin sebelumnya juga harus didukung dengan akses pendidikan dan juga kesehatan yang merata," tuturnya.
Lihat Juga: Pj Gubernur Jatim Ikut Partisipasi Rekor MURI dan Launching Kuliner Halal serta E-commerce
(tdy)